TEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR
Pengawetan tanah tidak lepaslah
dari pengawetan air, karena tanah merupakan tempat penyimpanan air
tanah. Jika fungsi tanah pada suatu daerah sudah tidak optimal maka
berdampak pada kurang tersedianya air tanah. Menurut Maryono, dkk.
(2000) Pengawetan tanah berpengaruh juga
terhadap pengawetan air sehingga sering disebut pengawetan tanah dan
air,
diupayakan dengan cara pengendalian erosi melalui:
1.
penyerapan
daya pukul butir air hujan,
2.
penyerapan
daya kikis aliran air,
3.
pengurangan kecepatan dan jumlah aliran air,
4.
penyerapan daya tahan tanah terhadap erosi, dan
5.
pencegahan gerakan tanah longsor.
Teknik pengawetan tanah meliputi pengawetan tanah
vegetasi, pengawetan tanah teknik sipil dan penawetan tanah metode kimiawi.
A. Pengawetan Tanah Vegetasi
a. Penanaman
Penanaman kembali di kawasan hutan disebut reboisasi dan
di luar kawasan disebut penghujauan.
Penanaman dilakukan pada areal kritis yang dapat berbentuk padang
alang-alang, padang rumput, tanah terbuka, tanah garapan dengan kemiringan
lebih dari 40%, tebing curam, jurang sepanjang sungai, Jurang sekeliling mata
air dan lain-lain. Jenis tanaman untuk
rehabilitasi tanah kritisadalah jenis yang mempunyai persyaratan sebagai
berikut:
1.) mempunyai perakaran yang
dalam.
2.) mempunyai pertumbuhan cepat.
3.) untuk daerah dengan
curah hujan tinggi dipilih jenis-jenis yang mempunyai sifat evapotranspirasi besar,
untuk daerah dengan curah hujan yang lebih rendah dipilih jenis dengan sifat
evapotranspirasi sedang atau kecil.
4.) diusahakan jenis yang
mempunyai prospek ekonomis dikemudian hari.
5.) dipilih jenis yang dapat meningkatkan
atau memperbaiki kesuburan tanah secara langsung.
b. Pengelolaan
Tanaman (Crop Management)
Fungsi dari Pengelolaan tanaman yaitu:
1)
Menahan erosi permukaan dengan cara urut kontor (contour
cropping).
2)
memberikan pewnitipan ganda dan penutupan yang terus
menerus (continue) terhadap permukaan tanah dengan cara tumpang sari (multiple
cropping).
3)
memberikan suplisi hara yang habis terpakai oleh tanaman
yaitu dengan gilir (crop rotatian).
4)
memberikan pertahanan yang berlapis terhadap run-off
yaitu dengan penanaman bestrip (strip cropping).
c.
Tanaman Penghalang
Tanaman
penghalang dimaksudkan untuk mengurangi dan
menahan laju run-off sehingga daya kikisnya berkurang, disamping itu
run-off
yang tertahan akan meresap kedalam tanah dan tidak menyebabkan erosi.
Tanaman penghalang dapat berupa rumput (grass barrier) dan tanaman perdu
atau semak.
B. Pengawetan Tanah Teknik Sipil
Pengawetan tanah teknik sipil dilakukan dengan cara
pembuatan Teras saluran, teras guludan, teras kredit, teras bangku, teras datar
atau teras sawah, saluran pembuangan, bangunan terjunan, dam pengendali, dam
penahan, bangunan pengendali jurang dan sumur resapan.
C. Penawetan Tanah Metode Kimiawi.
Zat kimia tertentu mempunyai kemampuan untuk mengikat
partikel tanah menjadi suatu agregat sehingga mempunyai struktur yang lebih
baik dan mengikat air sampai batas tertentu sehingga memungkinkan untuk dapat
mencukupi kebutuhan tanaman. Ada juga
yang mempunyai kemampuan menarik uap air dari udara untuk dipeganga di dalam
butir-butir tanah. Bahan-bahan kimia
yang dapat digunakan untuk metode kimiawi adalah soil conditioner, hidro
seeding dan mulch.
1.
Soil conditioner adalah bahan organik pemantap tanah yang
merupakan bahan-bahan polymers berguna untuk memperbaiki struktur atau agregat
tanah.
2.
Hidro seeding adalah bahan cair yang terdiri dari
campuran bahan kimiawi sebagai pemantap tanah (soil conditioners) dan
biji-bijian, kemudian disebarkan pada lahan.
3. mulsa adalah bahan penutup tanah baik organik
maupun anorganik yang digunakan untuk mengendalikan erosi dan run-off dengan
cara melindungi permukaan tanah dari kikisan air hujan dan hembusan angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar