Minggu, 22 Juli 2012

TEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR

Pengawetan tanah tidak lepaslah dari pengawetan air, karena tanah merupakan tempat penyimpanan air tanah. Jika fungsi tanah pada suatu daerah sudah tidak optimal maka berdampak pada kurang tersedianya air tanah. Menurut Maryono, dkk. (2000) Pengawetan tanah berpengaruh juga terhadap pengawetan air sehingga sering disebut pengawetan tanah dan air, diupayakan dengan cara pengendalian erosi melalui:

1. penyerapan daya pukul butir air hujan,
2. penyerapan daya kikis aliran air,
3. pengurangan kecepatan dan jumlah aliran air,
4. penyerapan daya tahan tanah terhadap erosi, dan
5. pencegahan gerakan tanah longsor.
Teknik pengawetan tanah meliputi pengawetan tanah vegetasi, pengawetan tanah teknik sipil dan penawetan tanah metode kimiawi.
A. Pengawetan Tanah Vegetasi
a. Penanaman
Penanaman kembali di kawasan hutan disebut reboisasi dan di luar kawasan disebut penghujauan. Penanaman dilakukan pada areal kritis yang dapat berbentuk padang alang-alang, padang rumput, tanah terbuka, tanah garapan dengan kemiringan lebih dari 40%, tebing curam, jurang sepanjang sungai, Jurang sekeliling mata air dan lain-lain. Jenis tanaman untuk rehabilitasi tanah kritisadalah jenis yang mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1.) mempunyai perakaran yang dalam.
2.) mempunyai pertumbuhan cepat.
3.) untuk daerah dengan curah hujan tinggi dipilih jenis-jenis yang mempunyai sifat evapotranspirasi besar, untuk daerah dengan curah hujan yang lebih rendah dipilih jenis dengan sifat evapotranspirasi sedang atau kecil.
4.) diusahakan jenis yang mempunyai prospek ekonomis dikemudian hari.
5.) dipilih jenis yang dapat meningkatkan atau memperbaiki kesuburan tanah secara langsung.
b. Pengelolaan Tanaman (Crop Management)
Fungsi dari Pengelolaan tanaman yaitu:
1) Menahan erosi permukaan dengan cara urut kontor (contour cropping).
2) memberikan pewnitipan ganda dan penutupan yang terus menerus (continue) terhadap permukaan tanah dengan cara tumpang sari (multiple cropping).
3) memberikan suplisi hara yang habis terpakai oleh tanaman yaitu dengan gilir (crop rotatian).
4) memberikan pertahanan yang berlapis terhadap run-off yaitu dengan penanaman bestrip (strip cropping).
c. Tanaman Penghalang
Tanaman penghalang dimaksudkan untuk mengurangi dan menahan laju run-off sehingga daya kikisnya berkurang, disamping itu run-off yang tertahan akan meresap kedalam tanah dan tidak menyebabkan erosi. Tanaman penghalang dapat berupa rumput (grass barrier) dan tanaman perdu atau semak.

B. Pengawetan Tanah Teknik Sipil
Pengawetan tanah teknik sipil dilakukan dengan cara pembuatan Teras saluran, teras guludan, teras kredit, teras bangku, teras datar atau teras sawah, saluran pembuangan, bangunan terjunan, dam pengendali, dam penahan, bangunan pengendali jurang dan sumur resapan.
C. Penawetan Tanah Metode Kimiawi.

Zat kimia tertentu mempunyai kemampuan untuk mengikat partikel tanah menjadi suatu agregat sehingga mempunyai struktur yang lebih baik dan mengikat air sampai batas tertentu sehingga memungkinkan untuk dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Ada juga yang mempunyai kemampuan menarik uap air dari udara untuk dipeganga di dalam butir-butir tanah. Bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk metode kimiawi adalah soil conditioner, hidro seeding dan mulch.
1. Soil conditioner adalah bahan organik pemantap tanah yang merupakan bahan-bahan polymers berguna untuk memperbaiki struktur atau agregat tanah.
2. Hidro seeding adalah bahan cair yang terdiri dari campuran bahan kimiawi sebagai pemantap tanah (soil conditioners) dan biji-bijian, kemudian disebarkan pada lahan.
3. mulsa adalah bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik yang digunakan untuk mengendalikan erosi dan run-off dengan cara melindungi permukaan tanah dari kikisan air hujan dan hembusan angin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar